Darurat Kenakalan Remaja, FORMARA Soroti Tawuran hingga Insiden Kericuhan Hari Guru

oleh -22 views
Darurat Kenakalan Remaja, FORMARA Soroti Tawuran hingga Insiden Kericuhan Hari Guru 1

TCUNews — KABUPATEN BEKASI,  Meningkatnya kasus kenakalan remaja di wilayah Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, memicu keresahan masyarakat. Menanggapi hal tersebut, Forum Remaja (FORMARA) menggelar audiensi mendesak bersama Polsek Babelan pada Kamis (27/11/2025).

Darurat Kenakalan Remaja, FORMARA Soroti Tawuran hingga Insiden Kericuhan Hari Guru 2

Pertemuan ini membahas rentetan kasus viral, mulai dari tawuran, perundungan (bullying), hingga insiden kekerasan di lingkungan sekolah.

Audiensi yang dipimpin oleh Kanit Binmas Polsek Babelan, AKP Suwari, dan dihadiri oleh Ketua Divisi Advokasi Hukum dan HAM FORMARA, Raya Rabbani, serta perwakilan mahasiswa, mengungkap sejumlah fakta mengejutkan terkait modus baru kenakalan remaja.

Insiden Hari Guru dan Kekerasan Seksual Jadi Sorotan

Dalam diskusi tersebut, insiden kericuhan yang terjadi saat peringatan Hari Guru di SMAN 1 Babelan menjadi topik utama. Kericuhan bermula ketika sekelompok siswa naik ke panggung untuk menyampaikan aspirasi yang awalnya diduga sebagai prank, namun situasi berubah menjadi tidak kondusif. Insiden ini berujung pada tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknum staf Tata Usaha (TU) terhadap siswa.

“Terdapat dugaan adanya pihak yang menggerakkan kelompok siswa tersebut. Namun, tindakan siswa yang tanpa aturan tetap harus ditindak, begitu pula kekerasan oleh oknum staf,” ungkap perwakilan forum dalam pembahasan tersebut.

Selain itu, kasus kekerasan seksual di wilayah Kedung Jaya, di mana seorang ayah tiri memperkosa anaknya hingga hamil, juga menjadi catatan hitam yang didorong untuk segera ditangani secara serius.

Pelaku Tawuran Pantau Polisi via Medsos

Pihak Polsek Babelan mengakui adanya kendala dalam penanganan tawuran yang kerap terjadi pada jam rawan, yakni sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Sementara itu, operasi atau razia rutin biasanya dilakukan sekitar pukul 23.00 WIB karena keterbatasan SDM dan armada.

Polisi mengungkap fakta bahwa para remaja pelaku tawuran kini semakin licin. “Mereka memantau pergerakan polisi melalui media sosial. Sehingga keberadaan polisi sering terpantau dan petugas tidak bisa menjangkau TKP dengan cepat,” jelas perwakilan Polsek Babelan.

Solusi: Patroli Subuh dan Wadah Kegiatan Remaja

Menyikapi permasalahan kompleks ini, audiensi menghasilkan beberapa kesepakatan strategis. Salah satunya adalah rencana pembentukan wadah atau pusat kegiatan remaja yang akan berjalan selama satu tahun penuh untuk pembinaan karakter.

Polsek Babelan juga berkomitmen untuk meninjau ulang jadwal patroli guna menyasar jam-jam rawan subuh serta membangun kanal koordinasi real-time untuk memantau titik rawan tawuran.

“Kenakalan remaja tidak bisa diselesaikan satu pihak. Perlu kolaborasi aktif antara kepolisian, sekolah, dan masyarakat,” tutup Raya Rabbani dalam sesi penutup audiensi. (bisot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *